PERKEMBANGAN KEDOKTERAN LASER DI INDONESIA

Peter Hasan H.W

Disajikan pada kongres Nasional Ikatan Kedokteran Laser Indonesian (IKLASI) ke-4 pada tanggal 14-15 2000 di Auditorium RS. Kanker Dharmais, Jakarta.
Abstrak:
Aplikasi laser kedokteran pertama kali diterapkan di Indonesia oleg dr. Darwan M. Purba dari bagian Mata RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Didukung oleh Asian Pasific Association for Laser Medicine and Surgery di bawah kepemimpinan Prof. Kazuhiko Atsumi, International Symposium on Laser Medicine and Surgery, Jakarta ’86, diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Djaya, Jakarta. Berkenaan dengan symposium ini pada tanggal 10 Mei 1986 terbentuk Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (IKLASI) oleh 5 orang pendiri, yaitu :

  1. dr. Peter Hasan H.W
  2. dr. Darwan M. Purba
  3. dr. Hadi Koesnan
  4. dr. Utama Widjaja
  5. dr. Firman Karim

Sejak tanggal 28 Juli 1989 IKLASI dikukuhkan oleh PB IDI sebagai Perhimpunan Dokter Seminat Ikatan Dokter Indonesia.
Ikatan Kedokteran Laser Indonesia telah 4 kali menyelenggarakan kongres nasional dan setiap kali kongres selalu menghadirkan pakar-pakar dari luar negri.
Perkembangan Kedokteran Laser di Indonesia masih lamban, hal ini selain disebabkan oleh kurva belajar yang panjang, juga disebabkan oleh berbagai kendala.
Menghadapi era globalisaasi agaknya banyak rumah sakit terpacu untuk mengadakan alat laser, namun belum seimbang dengan sumber daya manusianya.

SEJARAH KEDOKTERAN LASER DI INDONESIA

Aplikasi laser untuk pengobatan di Indonesia pertama kali diterapkan oleh dr. Darwan M. Purba di bagian Mata, RSPAD GAtot Soebroto, Jakarta. Kemudian diikuti oleh Dokter Spesialis Mata lainnya, dr. Hadi Koesnan dari bagian THT, RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Kemudian dr. Utama Widjaja dari bagian Bedah, Rumah Sakit Husada Jakarta/Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Djaya, Jakarta. Dan lain – lainnya.

Pada 1st Conference of Asian Pasific Association for Laser Medicine and Surgery (APALMS), di Tokyo, Japan pada Juli 1985 yang diketuai oleh Prf. Kahuziko Atsumi, Indonesia diundang untuk membawa makalah dengan judul “Current Status of Laser Medicine and Surgery In Indonesia”. Tadinya makalah ini akan dibawakan oleh dr. Samsi Jacobalis, namun berhubung beliau berhalangan sehingga dibawakan oleh dr. Peter Hasan H.W. Pada kesempatan ini pula, Indonesia ditawarkan apabila hendak mengembangkan Laser di Indonesia sebaiknya menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah, APALMS akan membantu dengan menghimbau pakar-pakar dari negara sahabat untuk bersedia datang atas biaya sendiri untuk memberi ceramah. Selain itu APALM juga akan mendukung pembentukan “Laser Society” di Indonesia.

Berhubung dierlakukan wadah yang dapat menjadi tuan rumah bila mengundang pembicara dari luar negri, maka akhirnya atas persetujuan Rektor Universitas Djaya, dr. O. E. Engelen, maka Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Djaya ditetapkan sebagai tuan rumah International Symposium On Laser Medicine And Surgery, Jakarta ‘86” yang diselenggarakan di Hotel Horizon, Ancol pada tanggal 5 Juli 1986 diketuai oleh dr. Samsi Jacobalis. Dalam kepanitiaan Simposium ini, Mentri Kesehatan pada waktu itu dr. Soewardjono Soerjaningrat berkenan menjadi Penasihat Kehormatan dan atas pengarahannya maka pada tanggal 10 Mei 1986 puku; 12:15 WIB, 5 orang pengguna laser yaitu :

  1. dr. Peter Hasan H.W
  2. dr. Darwan M. Purba
  3. dr. Hadi Koesnan
  4. dr. Utama Widjaja
  5. dr. Firman Karim

Yang menetapkan pendiri dari IKLASI bertemu di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta dan sepakat membentuk Ikatan/Perhimpunan Laser Kedokteran Indonesia (IKLASI/PERLASKI). Susunan pengurus pertama dari Ikatan/Perhimpunan ini adalah sebagai berikut:

  1. Ketua: dr. Darwan M. Purban
  2. Sekretaris: dr. Peter Hasan H.W
  3. Bendahara: dr. Utama Widjaja

Anggota Eksekutif :

  1. dr. Firman Karim
  2. dr. Hadi Koesnan
  3. dr. Samsi Jacobalis
  4. dr. RM Padmosantjojo

Pada pertemuan dengan PD IDI pada tanggal 02 Juli 1986 untuk melaporkan pembentukan Ikatan Seminat Laser (ILAKSI), keberadaan Perhimpunan Dokter Seminat Laser Kedokteran ini diterima dengan baik namun dianjurkan untuk menggunakan nama IKATAN KEDOKTERAN LASER INDONESIA (IKLASI) mengingat nanti di masa mendatang dapat berkembang menjadi Ilmu / Spesialisasi. Nama Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (IKLASI) resmi digunakan setelah disahkan pada rapat rapat pengurus tanggal 13 September 1986.

Pada tanggal 01 Juli 1986 , bertepatan dengan penyelenggaraan International Symposium on Laser Medicine And Surgery, Jakarta ’86, Ikatan Kedokteran Laser Indonesia dikukuhkan sebagai anggota dari Asian Pasific Association for Laser And Medicine Surgery. Simposium ini disemarakan oleh 9 pembicara dari luar negri. 5 orang pembicara dari Jepang, 1 orang pembicara dari Amerika Serikat, 1 orang pembicara dari Taiwan, dan 1 orang pembicara dari Thailand serta ada 7 orang pembicara dari dalam negri. Melihat bahwa symposium ini dapat menyedot cukup banyak peserta (481 orang peserta) maka Indonesia ditawarkan untuk menjadi tuan rumah kongres APALMS ke-2 pada tahun 1988. Namun berubung pada tahun 1987 ekonomi Indonesia terpuruk dan banyak dilakukan deregulasi di mana-mana, dan gairah pengusaha menjadi sangat lesu maka kongres ke-2 tidak diselenggarakan di Inonesia, namun diselenggarakan di RRC pada tahun 1988.

Pada tanggal 20 Oktober 1988. IKLASI mendapatkan pengukuhan sementara dari PB IDI dan akan ditinjau kembali pada Mukhtamar IDI ke-20 yanggal 28 November – 1 Desember 1988. Berkat kegigihan dr. R. M Padmosantjojopada Muktamar IDI ke -20 di Surabaya tersebut maka IKLASI berhasil dikukuhkan sebagai Perhimpunan Dokter Seminat. Baru pada tanggal 28 Juli 1989 terbit Surat Keputusan PB IDI tentang Pengukuhan Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (IKLASI) sebagai Perhimpunan Dokter Seminat Ikatan Dokter Indonesia.

Kongres APALMS ke-2 di Shanghai RRC. Pada tanggal 20-22 September 1988, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Kongres APALMS ke-3 yang kemudian diselenggarakan bersamaan dengan Kongres Nasional IKLASI ke-1 di Pertamina Cottages, Bali pada tanggal 25-28 Maret 1990. Pada kongres ini yang diketuai oleh dr. Darwan M. Purba, walaupun tidak sarat peserta berhubung penyelenggaraannya bertepatan dengan Hari Raya Nyepi di Bali, namun oleh APALMS dinilai telah berhasil karena telah dapat menjaring banyak peserta dari 21 negara. Pada KONAS ke-1 ini terpilih kembali dr. Darwan M. purba sebagai ketua IKLASI.

Kongres nasional IKLASI ke-2 diselenggarakan di Aula FKUI, Jakarta pada tanggal 17-18 Juli 1993. Kongres ini diketuai oleh dr. H. Endy M. Moegni dan berhasil menjaring sebanyak 152 peserta. Kongres ini diramaikan oleh 5 pembicara dari luar negri (Singapura, Thailand, Taiwan dan Australia) untuk membagi pengalamannya dengan kita guna mengacu perkembangan Kedokteran Laser di Indonesia selain itu diadakan juga khursus dasar laser bagi pemula. Pada kongres ke-2 ini kepemimpinan IKLASI berpindah tangan ke dr. Rumita S. Kadarisman.

Pada Juli 1995 diberikan mandat kepada dr. Maruhun Hutapea untuk membentuk Cabang IKLASI Provinsi Sumatera Utara dan Agustus 1995 IKLASI Cabang Sumatera Utara terbentuk yang diketuai oleh dr. Maruhun Hutapea dan Cabang ini diresmikan pada awal 1996. November 1997 diberikan mandat kepada dr. Djonggi Panggabean untuk membentuk cabang IKLASI Provinsi Jawa Barat dan mandat diberikan juga kepada dr. Gatut Suhendro untuk membentuk cabang IKLASI Provinsi Jawa Timur, namun hingga kadaluwarsanya mandat tersebut tidak terbentuk cabang-cabang yang dimaksud.

Pada tahun 1996, diselenggarakan kongres Nasional IKLASI ke-3 bertempat di Auditorium Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta pada tanggal 22-23 November. Pada kongres ini diketuai oleh dr. Edi S. Affandi, seperti pada kongres sebelumnya juga diramaikan oleh 4 pembicara dari luar negri (Inggris, Amerika Serikat, dan Hongkong) dengan dihadiri oleh 117 peserta. Pada kongres ini selain diadakan Kursus Dasar Laser Kedokteran juga dilakukan Live Demontration di 3 Institusi yaitu RS Mata AINI, RS Pluit, dan Jakarta Skin Centre. Pada kongres ini terpilih kembali dr. Rumita S. Kadarisman sebagai ketua IKLASI kembali.

Diantara kongres setiap tahun diisi dengan 1-2 kali kegiatan/pertemuan,ilmiah berupa simposium atau seminar baik profesional medis maupun untuk awam. Selain itu IKLASI juga secara rutin mengirimkan delegasi Indonesia untuk menghadiri pertemuan ilmiah di luar negri dengan harapan yang diperoleh di sana dapat disebarkan kepada sejawat di dalam negri.

Walaupun kongres ke-4 yang dilaksanakan di Auditorium RS Kanker Dharmais, Jakarta pada tanggal 14-16 April 2000 ini diliputi situasi yang tidak menguntungkan seperti krisis moneter yang berkepanjangan, suhu politik yang memanas dan tidak menentu, serta isu Timor Timur yang mencekam, dan lain sebagainya. Panitia masih berkomitmen untuk mendatangkan pakar dari luar negri walaupun hanya berhasil mendatangkan 2 orang namun suatu kehormatan yang besar bagi IKLASI karena bobot sosok pakar yang didatangkan kali ini cukup meyakinkan. Beliau adalah Prof. Isaac Kaplan, bapak dari Laser CO2 dan pendiri dari International Society for Laser Medicine And Surgery. Kongres ke-4 ini diketuai oleh dr. Mochtar Hamzah.